Pages

Kamis, 12 April 2012

Pertemuan Alumni; “di Pesantren, Barokah Harus Dicari !”


Para alumni ketika memberi tausiyah terhadap warga IKSASS Kalimantan
Haul pendiri dan pengasuh di pondok pesantren salafiyah syafi’iyah Sukorejo adalah moment besar yang cukup ditunggu-tunggu oleh segenap alumni salafiyah syafi’iyah seluruh nusantara. Pada momentum haul sendiri juga terdapat acara yang dikhususkan pada para alumni, yaitu reuni alumni yang diselenggarakan satu hari sebelum acara haul akbar. Selain itu, para alumni yang datang juga diwajibkan untuk menghadiri acara pertemuan alumni dan santri berdasarkan rayonnya masing-masing.


Malam itu, selasa 10 April 2012, di mushalla sirojul mahdiyyin kediaman KH. Zhafir Djazuli, enam  alumni dari IKSASS Rayon Kalimantan berkumpul untuk menghadiri acara pertemuan alumni dan santri yang dilaksanakan oleh IKSASS Rayon Kalimantan. Enam alumni itu adalah, Ust. Abdul Hamid, Ust. Drs. Masran, Ust. Subowo, Ust. Moh Saweki, Ust. Rustam, Ust. Heryadi.  Kedatangan mereka diharapkan untuk memberi nasehat serta masukan terhadap santri-santri asal Kalimantan.

Foto bersama, antara alumni dan pengurus Rayon IKSASS Kalimantan
Dalam acara pertemuan yang dikemas sebagai ramah tamah itu, sambutan pertama disampaikan oleh ketua IKSASS Rayon Kalimantan, yaitu Ust. Ubaidillah Hs. Dalam penyampaiannya, sang ketua IKSASS mengharap terhadap semua warganya agar bisa meneladani kebaikan para alumni, baik dalam perjuangan dan keberhasilannya di IKSASS maupun di masyarakat. “ Kita tidak akan mengenal Salafiyah Syafi’iyah jika kita tidak dikenalkan oleh alumni IKSASS. Adanya organisasi IKSASS ini harus disyukuri oleh kita semua, karena dengan IKSASS ini kita bisa berkumpul dan bersatu demi satu tujuan, yaitu menjadi kader salafiyah yang unggul dan bermanfaat ”, tutur lelaki yang bertempat tinggal di parit naim itu.

Selang berapa menit, sambutan ketua IKSASS santri rampung. Dilanjutkan sambutan kedua yang disampaikan oleh Ust. Hamid sebagau alumni asal Kalimantan. Dalam kesempatan itu, Ust. Hamid banyak bercerita mengenai pengalamannya saat menjadi santri dulu di tahun 1994-2001. Beliau menceritakan bahwa selama menjadi santri beliau tak pernah menjadi pengurus IKSASS, melainkan selalu menjadi anggota. Oleh karenanya beliau kurang berpengalaman di dunia IKSASS.

Meskipun beliau kurang berpengalaman di dunia IKSASS beliau tetap akan memberi motivasi dan nasehat terhadap santri yang hadir pada saat itu. Dengan mengutip dawuhnya KHR. As’ad yang berbunyi, “santri itu harus mempunyai kedua sifat ini, yaitu ikhlas dan jujur !”. Ust. Hamid dengan bijak menasehati sahabat santri-santri asal Kalimantan. Dalam sambutannya, beliau juga selalu mengatakan bahwa barokah seorang guru itu harus didapati kalian sebagai santri. “ Santri yang ingin barokah harus punya ikatan batin yang sangat kuat terhadap para guru-gurunya. Baik guru yang sudah wafat maupun yang masih hidup “, tambah alumni yang memiliki hobi baca al-Quran di Asta nya KHR. As’ad itu.

Setelah nasehat-nasehat bijaknya Ust. Hamid usai, Ust. Masran yang juga alumni asal Kalimantan diberi kesempatan oleh moderator tuk memberi tausiyah terhadap warga IKSASS Kalimantan itu. Lain dengan Ust. Hamid yang kebanyakan membahas peran santri di pesantren, Ust. Masran dalam penyampaiannya lebih banyak membahas peran santri di masyarakat. Beliau juga selalu mewanti-wanti kepada sahabat borneo tuk selalu belajar di pesantren, terlebih belajar ilmu-ilmu yang sangat dibutuhkan masyarakat, seperti tahlil, doa tarawih, shalat janazah, dll. 

Berdasarkan pengalaman beliau ketika bermasyarakat, seorang santri harus memiliki akhlaqul karimah. Menurut beliau akhlaqul karimah adalah sesuatu yang mutlak ada pada diri seorang santri, karena tanpa adanya akhlaqul karimah, keberkahan yang dinantikan akan terhalangi. Selaras dengan apa yang dikatakan beliau, “ santri tidak boleh takabbur, akan tetapi harus rendah hati, wara’, dan sabar ”. (d).

Biodata Alumni Beserta Kutipannya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook