Para alumni ketika memberi tausiyah terhadap warga IKSASS Kalimantan |
Haul pendiri dan pengasuh di
pondok pesantren salafiyah syafi’iyah Sukorejo adalah moment besar yang
cukup ditunggu-tunggu oleh segenap alumni salafiyah syafi’iyah seluruh
nusantara. Pada momentum haul sendiri juga terdapat acara yang dikhususkan pada
para alumni, yaitu reuni alumni yang diselenggarakan satu hari sebelum acara
haul akbar. Selain itu, para alumni yang datang juga diwajibkan untuk
menghadiri acara pertemuan alumni dan santri berdasarkan rayonnya
masing-masing.
Malam itu, selasa 10 April 2012, di
mushalla sirojul mahdiyyin kediaman KH. Zhafir Djazuli, enam alumni dari IKSASS Rayon Kalimantan berkumpul
untuk menghadiri acara pertemuan alumni dan santri yang dilaksanakan oleh
IKSASS Rayon Kalimantan. Enam alumni itu adalah, Ust. Abdul Hamid, Ust. Drs. Masran,
Ust. Subowo, Ust. Moh Saweki, Ust. Rustam, Ust. Heryadi. Kedatangan mereka diharapkan untuk memberi
nasehat serta masukan terhadap santri-santri asal Kalimantan.
Foto bersama, antara alumni dan pengurus Rayon IKSASS Kalimantan |
Dalam acara pertemuan yang
dikemas sebagai ramah tamah itu, sambutan pertama disampaikan oleh ketua IKSASS
Rayon Kalimantan, yaitu Ust. Ubaidillah Hs. Dalam penyampaiannya, sang ketua
IKSASS mengharap terhadap semua warganya agar bisa meneladani kebaikan para
alumni, baik dalam perjuangan dan keberhasilannya di IKSASS maupun di
masyarakat. “ Kita tidak akan mengenal Salafiyah Syafi’iyah jika kita tidak
dikenalkan oleh alumni IKSASS. Adanya organisasi IKSASS ini harus disyukuri oleh
kita semua, karena dengan IKSASS ini kita bisa berkumpul dan bersatu demi satu
tujuan, yaitu menjadi kader salafiyah yang unggul dan bermanfaat ”, tutur
lelaki yang bertempat tinggal di parit naim itu.
Selang berapa menit, sambutan
ketua IKSASS santri rampung. Dilanjutkan sambutan kedua yang disampaikan oleh
Ust. Hamid sebagau alumni asal Kalimantan. Dalam kesempatan itu, Ust. Hamid
banyak bercerita mengenai pengalamannya saat menjadi santri dulu di tahun
1994-2001. Beliau menceritakan bahwa selama menjadi santri beliau tak pernah
menjadi pengurus IKSASS, melainkan selalu menjadi anggota. Oleh karenanya
beliau kurang berpengalaman di dunia IKSASS.
Meskipun beliau kurang
berpengalaman di dunia IKSASS beliau tetap akan memberi motivasi dan nasehat
terhadap santri yang hadir pada saat itu. Dengan mengutip dawuhnya KHR. As’ad
yang berbunyi, “santri itu harus mempunyai kedua sifat ini, yaitu ikhlas dan
jujur !”. Ust. Hamid dengan bijak menasehati sahabat santri-santri asal
Kalimantan. Dalam sambutannya, beliau juga selalu mengatakan bahwa barokah
seorang guru itu harus didapati kalian sebagai santri. “ Santri yang ingin
barokah harus punya ikatan batin yang sangat kuat terhadap para guru-gurunya.
Baik guru yang sudah wafat maupun yang masih hidup “, tambah alumni yang
memiliki hobi baca al-Quran di Asta nya KHR. As’ad itu.
Setelah nasehat-nasehat bijaknya
Ust. Hamid usai, Ust. Masran yang juga alumni asal Kalimantan diberi kesempatan
oleh moderator tuk memberi tausiyah terhadap warga IKSASS Kalimantan itu. Lain dengan
Ust. Hamid yang kebanyakan membahas peran santri di pesantren, Ust. Masran
dalam penyampaiannya lebih banyak membahas peran santri di masyarakat. Beliau
juga selalu mewanti-wanti kepada sahabat borneo tuk selalu belajar di
pesantren, terlebih belajar ilmu-ilmu yang sangat dibutuhkan masyarakat,
seperti tahlil, doa tarawih, shalat janazah, dll.
Berdasarkan pengalaman beliau
ketika bermasyarakat, seorang santri harus memiliki akhlaqul karimah. Menurut
beliau akhlaqul karimah adalah sesuatu yang mutlak ada pada diri seorang santri,
karena tanpa adanya akhlaqul karimah, keberkahan yang dinantikan akan
terhalangi. Selaras dengan apa yang dikatakan beliau, “ santri tidak boleh
takabbur, akan tetapi harus rendah hati, wara’, dan sabar ”. (d).
Biodata Alumni Beserta Kutipannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar