Pages

Sabtu, 20 Oktober 2012

Kapan Untuk Orang Lainnya…?


Rasulullah SAW bersabda;
Tidak beriman salah satu diantara kalian (ummatku), sehingga kalian mencintai saudara-saudara kalian sebagaimana kalian mencintai diri kalian sendiri.
(HR. Bukhari)


Selasa, 25 September 2012

Berbagai Keunikan Aktivitas yang Padat di Pelabuhan Kapuas Besar Pontianak


Sedang Kerja: Para ABK yang sedang menunggu penumpang

Pelabuhan Kapuas Besar adalah salah satu pelabuhan lokal yang masih aktif di Kota Pontianak saat ini. Tempatnya yang strategis, yakni berdampingan dengan pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan yang yang sering disinggahi oleh para penduduk di Kalimantan Barat. Beragam aktivitaspun terjadi di pelabuhan Kapuas Besar ini, jasa angkutan penumpang (dari desa ke kota), hingga jasa penitipan barang. Hal itu menarik saya tuk mengabadikannya lewat bidikan dan jepretan kameraku.

Kamis, 12 April 2012

Pertemuan Alumni; “di Pesantren, Barokah Harus Dicari !”


Para alumni ketika memberi tausiyah terhadap warga IKSASS Kalimantan
Haul pendiri dan pengasuh di pondok pesantren salafiyah syafi’iyah Sukorejo adalah moment besar yang cukup ditunggu-tunggu oleh segenap alumni salafiyah syafi’iyah seluruh nusantara. Pada momentum haul sendiri juga terdapat acara yang dikhususkan pada para alumni, yaitu reuni alumni yang diselenggarakan satu hari sebelum acara haul akbar. Selain itu, para alumni yang datang juga diwajibkan untuk menghadiri acara pertemuan alumni dan santri berdasarkan rayonnya masing-masing.

Rabu, 28 Maret 2012

Satu-Satunya Delegasi IKSASS Rayon Kalimantan di ADISS




Pada hari jum’at (23/3), sekitar jam 21:00 wib aula pondok pesantren salafiyah syafi’iyah terlihat ramai oleh kerumunan santri. Pada saat itu aula sedang digunakan untuk pembukaan ADISS (Aliansi Dai Salafiyah Syafi’iyah). ADISS adalah sekolah dai yang  digagas oleh pusat IKSASS (ikatan santri salafiyah syafi’iyah).

Senin, 26 Maret 2012

Pemberian Motivasi Untuk Santri Asal Kalimantan dan Sumatera





Wafatnya KHR. Ahmad Fawaid As’ad selaku pengasuh pesantren salafiyah syafi’iyah memang menjadi peristiwa yang tidak diduga-duga. Sosok kepemimpinan beliau dapat dipastikan sangat membekas diseluruh sanubari para santri. Selain sebagai pengasuh pesantren beliau juga dikenal sebagai kiai yang benar-benar aktif dalam melayani ummat, sehingga tak dapat dipungkiri lagi banyak masyarakat yang merasa sangat kehilangan sosok kiai seperti beliau.

Pasca mangkatnya beliau kerahmatullah, pihak ahlul bait pesantren salafiyah syafi’iyah sering mewanti-wanti terhadap para pengurus pesantren dan seluruh santri untuk tetap tegar, dan kuat dalam pendiriannya jangan sampai kejadian ini menjadi penyebab turunnya semangat dalam mengabdi dan menuntut ilmu. Tak hanya itu, pihak keluarga sering sekali mengingatkan terhadap semua santri dan pengurus pesantren untuk tetap yakin terhadap keluarga besar pesantren salafiyah syafi’iyah, jangan sampai terpengaruh oleh provokator-provokator tak bertanggung jawab yang memiliki misi tidak baik terhadap kelangsungan hidup pondok pesantren salafiyah syafi’iyah, sebagaimana yang dikatakan Ny. HJ. Makkiyah dalam pertemuan antara santri dan pihak ahlul bait di aula putera.

Menyikapi hal ini, organisasi IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi’iyah) mengadakan sebuah kegiatan pemberian motivasi serta dialog antara Ustad senior dengan para santri se-nusantara, dengan tujuan agar seluruh santri tetap semangat dalam menuntut ilmu meskipun ditinggal KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Dalam kegiatan ini seluruh santri dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan rayon asalnya. Tepat pada hari minggu  jam 20:00 wib, kegiatan pemberian motivasi serta dialog tersebut dilaksanakan oleh IKSASS Rayon Kalimantan yang juga ikut bergabung santri-santri IKSASS Rayon Sumatera. Dalam kegiatan kali ini, yang menjadi motivator adalah Ust.Zainal Abidin, mantan ketua umum pusat IKSASS.

Selaku senior, Ust. Zainal Abidin tak hanya memberi motivasi saja bagi para santri IKSASS Rayon Kalimantan dan Sumatera, akan tetapi beliau juga banyak bercerita mengenai jasa dan perjangan KHR. Ahmad Fawaid As’ad disaat beliau memimpin pusat IKSASS dulunya. Dalam kesempatan ini beliau juga mempersihlakan kepada para peserta rapat untuk berdialog dengannya langsung mengenai pesantren serta perjuangan para masyaikh salafiyah syafi’iyah. Dalam hal ini semua peserta rapat antusias dan menyimak betul terhadap apa-apa yang disajikan Ust. Zainal Abidin. Dalam rapat ini juga beliau sedikit bercerita tentang organisasi IKSASS yang pernah sampai ketingkat nasional dahulunya, dalam pemaparannya mengenai IKSASS yang pernah Berjaya dahulunya, semua santri merasa termotivasi dan tertantang untuk lebih bisa memajukan organisasi IKSASS hingga tingkat nasional seperti saat dipimpin oleh Ust. Zainal Abidin.

Sungguh sangat efektif kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan oleh pusat IKSASS ini, disadari atau tidak, seluruh santri yang memiliki tugas untuk terus menimba ilmu dan terus mengabdi tehadap seorang guru, memang perlu adanya sebuah motivasi seorang guru atau senior agar dapat terus bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai penuntut ilmu sejati. 

Jumat, 23 Maret 2012

Badan Otonom Mutakallim Gelar Kegiatan Pertama





Ada kabar baik dari IKSASS (Ikatan Santri salafiyah syafi’iyah) rayon Kalimantan priode 2012-2013, badan otonom mutakallim (muthala’ah kitab kuning Kalimantan) baru pertama kalinya menggelar kegiatan Mutakallim Wustha setelah sebelumnya mandek pasca kewafatan pengasuh pesantren, KHR. Ahmad Fawaid As’ad.

Mutakallim Wustha adalah Kegiatan Muthala’ah yang wajib diikuti oleh semua warga IKSASS, khususnya yang menduduki kelas IV MI sampai III Aliyah. Mutakallim saat ini berbeda dengan mutakallim priode sebelumnya, mutakallim kali ini dibagi menjadi dua yaitu mutakallim ula dan wustha. Perbedaan dari keduanya tersebut adalah tingkatan kelas pada sekolah diniyahnya, untuk ula diwajibkan bagi warga IKSASS yang menduduki kelas II MI sampai III MI, sedangkan IV MI sampai III aliyah dikhususkan untuk wustha.

Tepat pada hari jum’at, 23 Maret 2012, jam 08:30 wib pengurus badan otonom mutakallim menggelar kegiatan mutakallim wustha untuk yang pertama kalinya. Kegiatan tersebut ditempatkan di asrama sunan gunung jati nomor lima. Mutakallim wustha kala itu membahas tentang eksistensi air pada bab thaharah yang ada di fathul qarib. Dengan Ust. Salman Alfarisi sebagai narasumbernya, Semua peserta semangat dalam mengikuti kegiatan tersebut, dengan referensi-referensi yang jelas peseta mutakallim mengeluarkan pendapatnya, tak ayal pada kegiatan tersebut sering terjadi adu pendapat yang berbeda-beda, baik dalam segi nahwu (gramatika arab), atau fiqh (hukum islam). Dalam kegiatan tersebut, semua peserta diberi kesempatan untuk menanyakan sesuatu seputar soal yang ada pada sang narasumber yang kemudian dibahas bersama.  Dalam kegiatan tertsebut Badan otonom mutakallim juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti kitab-kitab muthawwalat dan kertas yang berisi info seputar nahwu untuk para peserta.

Kegiatan mutakallim wustha yang pertama ini berjalan lancar walaupun ada sedikit halangan dan hambatan yang tak diinginkan, sementara ini halangan dan hambatan tersbut adalah kurangnya kekompakan seluruh warga dalam mengikuti kegiatan yang digelar oleh badan otonom mutakallim tersebut. Semoga kegiatan pertama mutakallim wustha ini menjadi kegiatan yang sukses dalam menjadikan semua warga IKSASS rayon Kalimantan sebagai santri salafiyah syafi’iyah yang mampu dalam membaca kitab kuning, seperti yang diharapkan pengasuh Alm KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Tak hanya itu, semoga semua pengurus Badan Otonom mutakallim ini tetap semangat dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengabdi serta melayani warga IKSASS Kalimantan dalam bidang baca kitab kuning.

Jumat, 09 Maret 2012

Detik-Detik Wafatnya Sang Pendidik dari Sukorejo








Shalat jum’at terasa hambar tanpa dihadiri oleh sang guru, KHR. Ahmad Fawaid As’ad, beliau tak bisa shalat jum’at bersama santrinya karena beliau sedang sakit di RS Surabaya, khutbah jum’at pun tak berjalan dengan lancar seperti biasanya. Semuanya khawatir akan keadaan beliau yang dikabarkan kritis di RS Surabaya.

Usai Shalat jum’at disaat para santri sedang melaksanakan pengajian di kamarnya masing-masing, sebuah perintah dari pengurus pesantren terdengar dari speaker mushalla, pengurus itu mengatakan, “semua santri yang ada di kamar-kamar maupun di masjid, diharapkan untuk pergi ke mushalla untuk mendoakan KHR. Ahmad Fawaid As’ad yang sedang sakit di RS. Surabaya”. Setelah mendengar ultimatum tersebut, satu persatu, semua santri pergi ke mushalla dengan menggenggam al-quran ditangannya.

Dengan dipimpin seorang ustad, para santri membaca surah yasin bersama-sama, yang dilanjutkan dengan membaca shalawat syifa’ bersama-sama. Disaat para santri sedang khusyu’ membaca shalwat syifa’, tiba-tiba datang Kiai Muzakki yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Kedatangan Kiai Muzakki ke mushalla membuat semua santri bertanya-tanya, dan berharap takan terjadi apa-apa mengenai KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Disaat Kiai muzakki tiba di tempat pengimaman mushalla dan meraih microphone yang digunakan ustad untuk memimpin doa bersama itu, para santri pun menghentikan ritual doanya.

Dengan menggenggam microphone Kiai Muzaakki berdauh dengan wajah agak lesu dan cemas, “Ada pengumuman, saya mewakili keluarga besar pondok pesantren salafiyah syafi’iyah sukorejo situbondo bahwa pengasuh kita KHR. Ahmad Fawaid As’ad telah berpulang kerahmatullah di RS. Surabaya”. Bersamaan dengan dauh Kiai Muzakki tersebut, tangisan para santri tak dapat dibendung lagi, mushalla ibrahimy pada saat itu seakan-akan menjadi tempat yang sangat menyedihkan sekali.

Kabar kewafatan KHR. Ahmad Fawaid As’ad pun sudah tersebar diseantero pesantren dan daerah sukorejo (tetangga pesantren), pada saat itu pun sukorejo bagaikan kota mati semuanya berkabung. Langit pun menjadi mendung solah-olah ikut bersedih ditinggal seorang guru besar yang sangat harum sekali perjuangannya. 

Selang beberapa jam, sukorejo dipadati para tamu yang ingin bertakziah. Para alumni pesantren, Para Kiai pesantren daerah jawa, dan para pengikut KHR. Ahmad Fawaid As’ad ikut bergabung dalam keramaian. Masjid Ibrahimy yang luas dan besar menjadi sempit, semua orang ingin berpartisipasi dalam ritual shalat jenazah KHR. Ahmad Fawaid As’ad, isak tangis para pentakziah pun menggema didalam masjid ibrahimy.

Kesedihan semakin bertambah ketika jenazah KHR. Ahmad Fawaid As’ad digiring menuju masjid ibrahimy, semua orang melambaikan tangannya seakan-akan berkata selamat jalan KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Semuanya pilu dan tak rela ditinggal seseorang Kiai yang penuh kharismatik. Hiruk pikuk, kekalutan, dan dzikir bercampur menjadi satu ketika menyambut iringan jenazah KHR. Ahmad Fawaid As'ad. 

Sekitar jam 08:30 setelah shalat jenazah rampung,  pemakaman dilaksanakan, makam KHR. Ahmad Fawaid As’ad diletakkan tepat disebelah makam KHR. As’ad Syamsul Arifin, ayahnya beliau yang juga menjadi Kiai besar dulunya. Kerumunan warga tak dapat dibendung lagi, area pemakaman dari segala penjuru, penuh dengan para tamu yang ingin menyaksikan proses pemakaman KHR. Ahmad Fawaid As’ad. 

Facebook