Pada hari jum’at (23/3), sekitar
jam 21:00 wib aula pondok pesantren salafiyah syafi’iyah terlihat ramai oleh
kerumunan santri. Pada saat itu aula sedang digunakan untuk pembukaan ADISS
(Aliansi Dai Salafiyah Syafi’iyah). ADISS adalah sekolah dai yang digagas oleh pusat IKSASS (ikatan santri
salafiyah syafi’iyah).
Rabu, 28 Maret 2012
Senin, 26 Maret 2012
Pemberian Motivasi Untuk Santri Asal Kalimantan dan Sumatera
Wafatnya KHR. Ahmad Fawaid As’ad
selaku pengasuh pesantren salafiyah syafi’iyah memang menjadi peristiwa yang
tidak diduga-duga. Sosok kepemimpinan beliau dapat dipastikan sangat membekas
diseluruh sanubari para santri. Selain sebagai pengasuh pesantren beliau juga
dikenal sebagai kiai yang benar-benar aktif dalam melayani ummat, sehingga tak
dapat dipungkiri lagi banyak masyarakat yang merasa sangat kehilangan sosok
kiai seperti beliau.
Pasca mangkatnya beliau
kerahmatullah, pihak ahlul bait pesantren salafiyah syafi’iyah sering
mewanti-wanti terhadap para pengurus pesantren dan seluruh santri untuk tetap
tegar, dan kuat dalam pendiriannya jangan sampai kejadian ini menjadi penyebab
turunnya semangat dalam mengabdi dan menuntut ilmu. Tak hanya itu, pihak
keluarga sering sekali mengingatkan terhadap semua santri dan pengurus pesantren
untuk tetap yakin terhadap keluarga besar pesantren salafiyah syafi’iyah, jangan
sampai terpengaruh oleh provokator-provokator tak bertanggung jawab yang
memiliki misi tidak baik terhadap kelangsungan hidup pondok pesantren salafiyah
syafi’iyah, sebagaimana yang dikatakan Ny. HJ. Makkiyah dalam pertemuan antara
santri dan pihak ahlul bait di aula putera.
Menyikapi hal ini, organisasi
IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi’iyah) mengadakan sebuah kegiatan
pemberian motivasi serta dialog antara Ustad senior dengan para santri
se-nusantara, dengan tujuan agar seluruh santri tetap semangat dalam menuntut
ilmu meskipun ditinggal KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Dalam kegiatan ini seluruh
santri dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan rayon asalnya. Tepat pada
hari minggu jam 20:00 wib, kegiatan pemberian
motivasi serta dialog tersebut dilaksanakan oleh IKSASS Rayon Kalimantan yang
juga ikut bergabung santri-santri IKSASS Rayon Sumatera. Dalam kegiatan kali
ini, yang menjadi motivator adalah Ust.Zainal Abidin, mantan ketua umum pusat
IKSASS.
Selaku senior, Ust. Zainal Abidin
tak hanya memberi motivasi saja bagi para santri IKSASS Rayon Kalimantan dan
Sumatera, akan tetapi beliau juga banyak bercerita mengenai jasa dan perjangan
KHR. Ahmad Fawaid As’ad disaat beliau memimpin pusat IKSASS dulunya. Dalam
kesempatan ini beliau juga mempersihlakan kepada para peserta rapat untuk
berdialog dengannya langsung mengenai pesantren serta perjuangan para masyaikh
salafiyah syafi’iyah. Dalam hal ini semua peserta rapat antusias dan menyimak
betul terhadap apa-apa yang disajikan Ust. Zainal Abidin. Dalam rapat ini juga
beliau sedikit bercerita tentang organisasi IKSASS yang pernah sampai ketingkat
nasional dahulunya, dalam pemaparannya mengenai IKSASS yang pernah Berjaya dahulunya,
semua santri merasa termotivasi dan tertantang untuk lebih bisa memajukan
organisasi IKSASS hingga tingkat nasional seperti saat dipimpin oleh Ust.
Zainal Abidin.
Sungguh sangat efektif kegiatan
yang baru pertama kali diselenggarakan oleh pusat IKSASS ini, disadari atau
tidak, seluruh santri yang memiliki tugas untuk terus menimba ilmu dan terus
mengabdi tehadap seorang guru, memang perlu adanya sebuah motivasi seorang guru
atau senior agar dapat terus bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai penuntut
ilmu sejati.
Jumat, 23 Maret 2012
Badan Otonom Mutakallim Gelar Kegiatan Pertama
Ada kabar baik dari IKSASS (Ikatan Santri salafiyah syafi’iyah)
rayon Kalimantan priode 2012-2013, badan otonom mutakallim (muthala’ah kitab
kuning Kalimantan) baru pertama kalinya menggelar kegiatan Mutakallim Wustha
setelah sebelumnya mandek pasca kewafatan pengasuh pesantren, KHR. Ahmad Fawaid
As’ad.
Mutakallim Wustha adalah Kegiatan Muthala’ah yang wajib
diikuti oleh semua warga IKSASS, khususnya yang menduduki kelas IV MI sampai
III Aliyah. Mutakallim saat ini berbeda dengan mutakallim priode sebelumnya,
mutakallim kali ini dibagi menjadi dua yaitu mutakallim ula dan wustha.
Perbedaan dari keduanya tersebut adalah tingkatan kelas pada sekolah
diniyahnya, untuk ula diwajibkan bagi warga IKSASS yang menduduki kelas II MI
sampai III MI, sedangkan IV MI sampai III aliyah dikhususkan untuk wustha.
Tepat pada hari jum’at, 23 Maret 2012, jam 08:30 wib
pengurus badan otonom mutakallim menggelar kegiatan mutakallim wustha untuk
yang pertama kalinya. Kegiatan tersebut ditempatkan di asrama sunan gunung jati
nomor lima. Mutakallim wustha kala itu membahas tentang eksistensi air pada bab
thaharah yang ada di fathul qarib. Dengan Ust. Salman Alfarisi sebagai
narasumbernya, Semua peserta semangat dalam mengikuti kegiatan tersebut, dengan
referensi-referensi yang jelas peseta mutakallim mengeluarkan pendapatnya, tak
ayal pada kegiatan tersebut sering terjadi adu pendapat yang berbeda-beda, baik
dalam segi nahwu (gramatika arab), atau fiqh (hukum islam). Dalam kegiatan
tersebut, semua peserta diberi kesempatan untuk menanyakan sesuatu seputar soal
yang ada pada sang narasumber yang kemudian dibahas bersama. Dalam kegiatan tertsebut Badan otonom
mutakallim juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti kitab-kitab muthawwalat
dan kertas yang berisi info seputar nahwu untuk para peserta.
Kegiatan mutakallim wustha yang pertama ini
berjalan lancar walaupun ada sedikit halangan dan hambatan yang tak diinginkan,
sementara ini halangan dan hambatan tersbut adalah kurangnya kekompakan seluruh warga
dalam mengikuti kegiatan yang digelar oleh badan otonom mutakallim tersebut.
Semoga kegiatan pertama mutakallim wustha ini menjadi kegiatan yang sukses
dalam menjadikan semua warga IKSASS rayon Kalimantan sebagai santri salafiyah
syafi’iyah yang mampu dalam membaca kitab kuning, seperti yang diharapkan
pengasuh Alm KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Tak hanya itu, semoga semua pengurus
Badan Otonom mutakallim ini tetap semangat dalam menjalankan tugasnya, yaitu
mengabdi serta melayani warga IKSASS Kalimantan dalam bidang baca kitab kuning.
Jumat, 09 Maret 2012
Detik-Detik Wafatnya Sang Pendidik dari Sukorejo
Shalat jum’at terasa hambar tanpa dihadiri oleh sang guru, KHR. Ahmad Fawaid As’ad, beliau tak bisa shalat jum’at bersama santrinya karena beliau sedang sakit di RS Surabaya, khutbah jum’at pun tak berjalan dengan lancar seperti biasanya. Semuanya khawatir akan keadaan beliau yang dikabarkan kritis di RS Surabaya.
Usai Shalat jum’at disaat para santri sedang melaksanakan
pengajian di kamarnya masing-masing, sebuah perintah dari pengurus pesantren
terdengar dari speaker mushalla, pengurus itu mengatakan, “semua santri yang
ada di kamar-kamar maupun di masjid, diharapkan untuk pergi ke mushalla untuk
mendoakan KHR. Ahmad Fawaid As’ad yang sedang sakit di RS. Surabaya”. Setelah
mendengar ultimatum tersebut, satu persatu, semua santri pergi ke mushalla
dengan menggenggam al-quran ditangannya.
Dengan dipimpin seorang ustad, para santri membaca surah
yasin bersama-sama, yang dilanjutkan dengan membaca shalawat syifa’
bersama-sama. Disaat para santri sedang khusyu’ membaca shalwat syifa’,
tiba-tiba datang Kiai Muzakki yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan
KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Kedatangan Kiai Muzakki ke mushalla membuat semua
santri bertanya-tanya, dan berharap takan terjadi apa-apa mengenai KHR. Ahmad
Fawaid As’ad. Disaat Kiai muzakki tiba di tempat pengimaman mushalla dan meraih
microphone yang digunakan ustad untuk memimpin doa bersama itu, para santri pun
menghentikan ritual doanya.
Dengan menggenggam microphone Kiai Muzaakki berdauh dengan
wajah agak lesu dan cemas, “Ada pengumuman, saya mewakili keluarga besar pondok
pesantren salafiyah syafi’iyah sukorejo situbondo bahwa pengasuh kita KHR.
Ahmad Fawaid As’ad telah berpulang kerahmatullah di RS. Surabaya”. Bersamaan
dengan dauh Kiai Muzakki tersebut, tangisan para santri tak dapat dibendung
lagi, mushalla ibrahimy pada saat itu seakan-akan menjadi tempat yang sangat
menyedihkan sekali.
Kabar kewafatan KHR. Ahmad Fawaid As’ad pun sudah tersebar
diseantero pesantren dan daerah sukorejo (tetangga pesantren), pada saat itu
pun sukorejo bagaikan kota mati semuanya berkabung. Langit pun menjadi mendung
solah-olah ikut bersedih ditinggal seorang guru besar yang sangat harum sekali
perjuangannya.
Selang beberapa jam, sukorejo dipadati para tamu yang ingin
bertakziah. Para alumni pesantren, Para Kiai pesantren daerah jawa, dan para
pengikut KHR. Ahmad Fawaid As’ad ikut bergabung dalam keramaian. Masjid
Ibrahimy yang luas dan besar menjadi sempit, semua orang ingin berpartisipasi
dalam ritual shalat jenazah KHR. Ahmad Fawaid As’ad, isak tangis para
pentakziah pun menggema didalam masjid ibrahimy.
Kesedihan semakin bertambah ketika jenazah KHR. Ahmad Fawaid
As’ad digiring menuju masjid ibrahimy, semua orang melambaikan tangannya
seakan-akan berkata selamat jalan KHR. Ahmad Fawaid As’ad. Semuanya pilu dan tak rela ditinggal seseorang Kiai yang penuh kharismatik. Hiruk pikuk, kekalutan, dan dzikir bercampur menjadi satu ketika menyambut iringan jenazah KHR. Ahmad Fawaid As'ad.
Sekitar jam 08:30 setelah shalat jenazah rampung, pemakaman dilaksanakan, makam KHR. Ahmad
Fawaid As’ad diletakkan tepat disebelah makam KHR. As’ad Syamsul Arifin,
ayahnya beliau yang juga menjadi Kiai besar dulunya. Kerumunan warga tak dapat
dibendung lagi, area pemakaman dari segala penjuru, penuh dengan para tamu yang
ingin menyaksikan proses pemakaman KHR. Ahmad Fawaid As’ad.
Langganan:
Postingan (Atom)