Pages

Minggu, 06 Februari 2011

Andaikan Para Wakil Rakyat Ku Seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq




Bagi anda-anda yang beragama islam, pasti sudah tidak asing lagi nama Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ya, dialah sahabat Nabi yang pertama kali masuk islam dan orang yang pertama kali percaya terhadap fenomena Isra’ mi’raj.

Memang tidah jauh dari gelar Ash-Shiddiq-nya yaitu jujur, Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk orang-orang yang jujur dan wara’ (hati-hati) dalam daftar para sahabat Nabi. Selain itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Nabi yang paling tua dan setia dalam membantu Nabi Muhammad SAW untuk memperjuangkan agama islam.

Kejujuran dan kehati-hatian sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a semakin tampak saat beliau memimpin ummat ialam seluruh dunia sebagai khalifah pertama setelah Nabi tiada. Ada satu kisah menarik yang perlu kita simak dari kejujuran dan kehati-hatian beliau saat menjadi khalifah, begini kisahnya, di dalam suatu riwayat menceritakan, suatu ketika pada saat Abu Bakar Ash-Shiddiq sedang bekerja untuk kepentingan negaranya beliau menggunakan lilin yang disediakan oleh negaranya, setelah pekerjaan untuk kepentingan Negara itu selesai, lantas beliau mematikan lilin itu dan menggantinya dengan lilin kepunyaannya untuk melakukan aktivitas kepentingan pribadinya. Kalau kita cermati dari kisah tersebut, betapa hati-hatinya beliau dalam bertindak, dari segi fasilitas yang sepele saja beliau sangat hati-hati apa lagi yang lain. Lagi-lagi kita dibuat kagum olehnya, sehingga terlintaslah suatu pertanyaan di benak kita, “jikalau pemimpinnya saja seperti itu, seperti apakah pemerintahannya ?, ya, pastinya berjalan dengan baik.
wakil rakyat yang sedang tidur di dalam forum
Marilah kita berfikir bersama-sama apa yang terjadi di negeri ini!. Coba lihat, para wakil rakyat kita di negeri ini, di beri mobil dinas, jaz dinas, laptop dinas oleh negara, tapi apa yang mereka lakukan?, malah mereka gunakan seenaknya!, seperti halnya mobil dan jaz dinas, mereka pergunakan untuk pergi ke pesta, rekreasi, jalan-jalan ke mall, dan yang paling parahnya lagi dipergunakan untuk pergi ketempat-tempat yang dianggap tidak baik oleh kita, seperti transaksi suap menyuap atau bahasa kerennya korupsi, dugem, dan tempat-tempat lain.

Jangankan seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, mengetahui rakyatnya yang melarat dan miskin saja tidak tahu, apalagi hati-hati dalam bertindak. Aduuuuh!, betapa kasihannya negeri ini. Untuk para wakil rakyat ku, janganlah seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq di dalam kisah itu, cukup memfikirkan kepentingan rakyat dan tidak korupsi saja, ku rasa rakyat sudah sangat cukup.

Coba fikirkan, andaikan wakil rakyat kita seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ditambah dengan kekayaan alam negeri ini, sungguh tak dapat dibayangkan betapa majunya negeri ini.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook