Pages

Kamis, 10 Februari 2011

Ketidak Rukunan Agama Kembali Mewarnai Tanah Air



Belum dingin kasus kerusuhan yang menimpa jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang, Banten, timbul kasus serupa, yaitu kerusuhan berbau SARA di Temanggung, Jawa Tengah yang hanya berselang dua hari. Kerusuhan di Temanggung yang melibatkan massa tersebut dipicu oleh  ketidak puasan massa terhadap vonis 5 tahun hukuman penjara atas Antonius Richmond Bawengan yang terbukti bersalah karena terbukti mengedarkan selebaran yang menghina islam.

Kerusuhan massa meledak bermulai dari tempat sidang Richmond selesai, setelah akhirnya massa kembali mengamuk di jalan-jalan (baca: tempat umum). Akibat dari kerusuhan itu dua gereja hangus terbakar dan dua gereja lainnya rusak parah. Selain itu, gedung polres, sekolah Kristen, dan pengadilan negeri Temanggung, semuanya itu juga tak luput dari amukan massa yang tidak setuju atas vonis Richmond itu. Aksi bakar-bakaran pun juga tak terelakkan dari massa yang semakin anarkis itu, belasan kendaraan dan satu mobil polisi pun hangus terbakar.

Kerusuhan yang terjadi di Cikeusik dan Temanggung itu sudah pasti telah mencoreng nama Indonesia di mata dunia. Toleransi dan kerukunan beragama yang begitu rendah di tanah air ini membuat Indonesia tak lagi menjadi tempat yang dapat memberi harapan aman, dan perdamaian bagi para rakyatnya. Seakan-akan agama tak lagi mengajarkan dakwah yang benar dan toleransi untuk para ummatnya, semua hanya menggunakan egonya yang tak terarah, semuanya hanya menganggap dirinya yang benar, inilah yang terjadi di negeri Indonesia saat ini. Eksistensi agama yang sebenarnya baik dan dapat menjadikan para pemeluknya juga baik, seakan-akan menjadikannya sebagai hal yang berdampak buruk dan mengancam bagi insan-insan di sekelilingnya.

Jadi, kesimpulannya adalah,  pergunakanlah agama di jalan yang benar, dan tidak melenceng dari eksistensi agama itu sendiri.

2 komentar:

Facebook